Tuesday, September 15, 2009
Hari Raya Siwaratri
1.SHIWARATRI.
Hari raya Shiwaratri jatuh pada purwaning tilem sasih kapitu(panglon ping 4 sasih kapitu).Shiwaratri artinya malam Shiwa yakni malam dimana Yhang Shiwa sedang beryoga semadi untuk kesejahtraan dunia.Pada malam ini umat Hindu diwajibkan melaksanakan sambang,yoga dan semadhi.Sambang yang artinya jagra atau begadang.Yoga artinya mengadakan hubungan dengan Yhang Shiwa.Semadhi artinya menyatukan diri dengan Ida Sanghyang Whidi Wasa.Dengan melaksanakan hal itu,umat diyakini akan mendapatkan anugrah dari Shiwa berupa peleburan dosa.
Landasan Shiwaratri ini yaitu kekawin Shiwaratri Kalpa atau kekawin Lubdaka.Kekawin ini ditulis oleh Mpu Tanakung yang bersumber dari Padma Purana.
Untuk melaksanakan hari suci ini hendaknya melaksanakan brata antara lain :
a.Tidak tidur selama 36 jam,dari matahari terbit sampai dengan matahari terbenam keesokan harinya.
b.Upawasa yaitu tidak makan selama 24 jam
c.Semedhi yang dilakukan pada malam harinya.
Pada kekawin Shiwaratri Kalpa disarankan pada malam hari tersebut melaksanakan kegiatan-kegiatan agar tidak mengantuk yaitu kegiatan berupa :
a.Mengadakan bunyi-bunyian ( mredangga )
b.Mekidung/mekekawin
c.Mendengarkan cerita Lubdaka.
Sedangkan orang yang telah meningkatkan spiritualnya hendaknya menambah bratanya dengan mona brata pada malam harinya selama 24 jam.
Jenis-jenis upakara yang diperlukan dalam melaksanakan pemujaan ini antara lain berupa bunga yang harum-harum,menir,kanyeri,gambir,arja,,kacubung,wanduri putih,putat,asoka,nagapuspa,tenguli,bekula kalak,cempaka,tunjung biru,tunjung merah,tunjung putih,majar-majar,sulasih.Bunga-bunga tersebut hendaknya dilengkapi dengan madu,bubur susu,bubur gula liwet yang dicampur dengan hati wilis
( santan ),persembahan ini juga mestinya dilengkapi dengan pana pana matsyaka ( daun bila ).
Dalam prakteknya di Bali upakara yang diperlukan adalah upasaksi ke Surya dengan canang ajuman atau pejati.
a.Disanggah kamulan mempersembahkan tapakan palinggih pasucian ,rayunan putih kuning,ajuman dan panca lingga yang dilengkapi dengan daun bila.
b.Sarana pamuspan untuk 3 kali,mulai malam ,tengah malam,menjelang matahari terbit.
Adapun urutan upacaranya sebagai berikut :
a.Pagi-pagi benar pada panglon ping 14,sisya harus menghadap Shiwa untuk menyatakan niatnya untuk melaksanakan brata Shiwaratri.
b.Setelah mendapat anugrah dari guru ( nabe )sisya mulai mandi dan keramas untuk menyucikan diri.
c.Usai mandi melaksanakan pemujaan terhadap Sangyang Shiwa.
d.Usai pemujaan bari melaksanakan upawasa dan mona brata.
e.Pada malam harinya melakukan sambaing atau tidak tidur dan melakukan yoga Samadhi kehadapan Shiwa,Dewa Kumara,dan Ganesha dengan sarana diatas.
f.Keesokan harinya pada pagi hari harus melaksanakan asuci laksana dan menghadap guru nabe untuk mohon tirta dan brata sambaing dilanjutkan sampai menjelang malam.
Kautamaan Brata Shiwaratri.
Shiwaratri atau malam Shiwa yang lebih dikenal dengan malam peleburan dosa.Karena barang siapa diwaktu malam tersebut dapat melaksanakan brata shiwaratri akan mendapat anugrah Shiwa berupa peleburan dosa.Sehina-hinanya manusia,bilamana pada malam tersebut dapat melakukan brata maka dosa-dosanya akan dilebur dan kelak bila meninggal rohnya akan mendapat tempat di Shiwaloka,seperti halnya Lubdaka.Lubdaka adalah seorang pemburu yang suatu kebetulan ketika malam Shiwaratri melakukan brata tidak tidur dan dengan tidak sengaja mempersembahkan daun bila kepada Shiwa.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment