Kisah-kisah kematian ataupun sakit yang tidak tersembuhkan di Bali selalu dikait-kait an dengan cetik. Cetik adalah istilah bahasa Bali (Basa Bali, orang kami menyebutnya). Biasanya dia wali daeri suatu pertikaian atau hanyalah kecemburuan sosial yang kemudian membuat orang “mengirimkan” cetik dengan harapan si orang yang di kirimimya menajdi sakit dan kemudian malah meninggal.
Ada banyak versi mengenai bagaimana cara kerja cetik, yang terus terang biasanya di bumbui dengan semangat membesar-besarkan, kebetulan saya tidak tahu dengan pasti jadi saya tidak dapat menjelaskannya karena semua ’sugestive” belaka menurut saya.
Di dunia yang lebih luas lagi mungkin bisa di sejajarkan dengan kebiasaan Vodoo orang-orang Caribien atau Haiti dan di beberapa suku yang hidup di Afrika .
Cerita-cerita penyakit yang terkadang tidak masuk akal maka biasanya akan selalu di hubung-hubungkan dengan cetik. Cetik juga bisa menjadi penanda kalau si empunya itu berhubungan dengan suatu ajaran pengleakan (berasal dari kata Leak, dengan penambahan awalan pe dan akhiran an)
Ada orang yang tiba-tiba perutnya membesar, atau kurus secara tiba-tiba. Juga di beberapa khasus ada di temui benda-benda tajam di muntahannya. Sayangnya saya belum pernah melihat kasusnya dari mata kepala sendiri, jadi ini lebih hanyalah sekedar menyeriterakan kembali.
Kata orang, cetik di sebarkan melalui udara, makanan dan minuman dan benda-benda lainnya yang mempunyai hubungan khusus dengan si yang akan di kirimkan cetik, umpamanya pakaian, helaian rambut bahkan bekas jejak (mungkin sekarang agak susah karena sudah banyak yang memakai sepatu)
Cetik atau di istilah Indonesia yang umum d pakai adalah santet!
Apakah sekarang masih beredar? Saya tidak tahu, dan bahkan mungkin anak-anak sekarang tidak akan pernah mengerti bahkan mendengar apa itu cetik. Tetapi di masyarakat pedesaan terutama yang gerak moderenisasinya masih agak lambat, bsia jadi masih sering terdengar istilah ini, walau keberadaannya masih belum bisa di buktikan
Saturday, June 12, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment