Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
Free Website Hosting

Friday, January 21, 2011

Kekerasan Berlatar Adat makin Mengkhawatirkan

Kekerasan yang melibatkan orang Bali kini jumlahnya cenderung meningkat. Sejumlah kasus adat yang mencuat ke permukaan mengindikasikan makin beringasnya orang Bali dalam menyikapi permasalahan. Perebutan lahan kuburan, pelaba pura, tapal batas, hingga pertikaian karena warisan, tak hanya menimbulkan senketa perdata, tetapi telah berada di jalur pidana. Dalam hal perebutan warisan sesama krama Bali ada yang tega melakukan pembunuhan. Tak hanya itu, dalam kehidupan dunia malam dengan menjamurnya kafe ke desa-desa, sejumlah remaja putri Bali dilaporkan telah melakukan praktik-praktik pelacuran. Lalu, bagaimana potret perilaku kekerasan berlatar adat belakangan ini?

BERBICARA tetang tindak kriminal, rujukkannya ada banyak hal. Selain angka-angka kejahatan yang terjadi sepanjang hari, aksi kekerasan yang melibatkan massa juga patut dievaluasi. Konflik yang melibatkan massa juga layak dicermati mengingat potensi terjadinya tindak pidana dalam konflik adat ini sangat terbuka. Konflik internal sesama krama Bali ini umumnya dibumbui kasus adat dengan sumber konflik adalah batas-batas wilayah, areal kuburan, termasuk pelaba pura.

Konflik adat di Bali tak hanya mengundang kekhawatiran tokoh-tokoh masyarakat Bali. Trend terjadinya kasus adat di Bali bahkan sempat menjadi perhatian Mendagri. Tahun lalu, dalam sambutan HUT ke-49 Pemprop Bali, Mendagri menilai orang Bali cenderung makin beringas dalam menyikapi masalah. Ungkapan ini tampaknya benar-benar didukung fakta. Buktinya, kasus-kasus adat karatan kembali meletup. Di Gianyar, kasus berlatar belakang adat antara Semana-Ambengan kembali meletup. Kasus yang dipicu sengketa lahan kuburan ini tak kunjung tuntas. Wilayah Gianyar tampaknya memiliki potensi kasus adat yang sangat besar dibandingkan kabupaten lainnya di Bali.

Berdasarkan catatan Pusat Data Bali Post, kasus berlatar adat di Gianyar di antaranya kasus Pakudui, kasus Mulung-Sumita, kasus tapal batas wilayah Desa Ubud-Mas serta kasus adat di Tampkasiring.

Di Tabanan, kasus adat sempat mencuat di Desa Brembeng, Selemadeg. Kasus ini juga dilatari areal kuburan. Dua desa di Tabanan juga sempat memanas gara-gara isu penyerangan. Ketegangan antara massa Desa Bajera dan Lenganan, Kecamatan Selemadeg sempat mengundang kecemasan aparat.

Perebutan tapal batas juga menjadikan kasus menahun antara Macang-Ngis di Karangasem. Di Klungkung perebutan areal pelaba pura juga sempat mencuat. Data ini mengindikasikan kalau potensi meletupnya kasus-kasus adat di tanah Bali akan tetap terbuka sepanjang tak ada pendekatan yang mengedepankan kebersamaan untuk menjaga Bali.

Pencurian Pratima
Di luar kasus adat, trend terjerumusnya krama Bali dalam perilaku tindak kriminal juga cenderung meningkat. Buktinya, aktor pencurian pratima yang terungkap belakangan ini ternyata melibatkan orang Bali. Bahkan, dalam kasus judi yang juga dikategorikan melanggar KUHP, kini banyak orang Bali berstatus tahanan gara-gara kartu cekian, domino termasuk tajen atau sabungan ayam. Ratusan orang Bali dari kabupaten/kota yang ada dilaporkan sempat menjadi penghuni sel kepolisian gara-gara bermain judi.

Tak hanya itu, kini ada remaja Bali juga merambah dunia malam. Sejumlah remaja putri Bali bahkan sempat berurusan dengan pihak kepolisian karena tertangkap basah sedang melayani hidung belang. Tak hanya itu, aktor video porno yang direkam lewat handphone juga menyeret sejumlah wanita Bali karena bermesum ria dengan pasangan selingkuhnya.

Berdasarkan data Polda Bali, tindak kriminal yang melibatkan orang Bali juga meningkat. Data Polda Bali menunjukkan pada tahun 2007 ada 25 kasus judi sabungan ayam yang ditangani kepolisian. Umumnya yang terjerat dalam kasus ini adalah orang Bali. Selain itu, kasus judi cekian dan domino yang dijaring mencapai 58 kasus. Sama dengan pelaku sabungan ayam, bebotoh yang menjadi tersangka dalam judi kartu ini juga dominan orang Bali.

Sementara data kejahatan hingga pertengahan tahun 2008, sudah mencapai 2.821 kasus dengan total kasus terselesaikan mencapai 1.878 kasus. Sedangkan total kasus curat, curanmor, dan pembunuhan tahun 2008 dibandingkan tahun 2007 mengalami kenaikan 105 kasus (21%). Sedangkan curas dan miras mengalami penurunan 10 kasus (20%).

( Kemana Tatwanasi kita?kemana Ajeg Bali Kita...?)

No comments:

Klik to Info :