Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
Free Website Hosting

Friday, December 10, 2010

Arya Kenceng

ARYA KENCENG
Babad Arya Tabanan, adalah tulisan dari lontar kuno yang dapat ditemukan di Puri(keraton) di Tabanan, seperti Puri Gede Kerambitan dan Puri Anom Tabanan.
Babad ini menceritakan awal ekspedisi Majapahit ke Bali yang dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada dan Arya Dhamar (Adityawarman). Dalam babad ini disebutkan ada kesatriya keturunan kediri yang bersaudara :
Raden Cakradara (suami Tribhuwana)
Arya Damar (Adityawarman)
Arya Kenceng
Arya Kuta wandira
Masing-masing kesatria ini memimpin pasukannya menyerang dari segala penjuru mata angin. Diceritakan setelah Bali berhasil ditaklukan, Arya Damar kembali ke majapahit, kemudian diangkat sebagai Raja di Palembang. Adik-adik beliau ditempatkan sebagai raja di masing-masing daerah di Bali seperti Arya Kenceng di Tabanan, Arya Belog di Kaba-kaba dan sebagainya.
Keturunan dari Raja tabanan, kemudian mendirikan kerajaan Badung (Denpasar) yang terkenal dengan perang Puputan Badung melawan kolonial Belanda. Babad ini juga menceritakan kejadian-kejadian penting dan suksesi raja-raja Tabanan, dari Raja Pertama (Ida Bhatara Shri Arya Kenceng) sampai raja Tabanan yang terakhir (Ida Cokorda Rai Perang) yang tewas muput raga (menusuk diri sendiri) di Denpasar pada tahun 1906 karena tidak mau tunduk kepada Belanda, Putra mahkota Raja Tabanan KI Gusti Ngurah Gede Pegeg, juga ikut mengakhiri dirinya bersama ayah beliau. Sehingga di Puri Agung Tabanan kemudian hanya tersisa 2 dua orang Putri Raja dari permaisuri yakni Sagung Ayu Oka dan Sagung Ayu Putu, yang kemudian keduanya pindah dan menetap di Puri Anom Tabanan, karena Puri Agung Singasana Tabanan dibakar habis oleh Belanda. Sagung Ayu Oka kemudian menikah dengan Kramer seorang Klerk Kontrolir Belanda, dan Sagung Ayu Putu menikah dengan Ki Gusti Ngurah Anom, di Puri Anom Tabanan. Demikian Riwayat akhir dari Puri Agung Singasana Tabanan.
Berikut silsilah Raja-Raja TabananArya Sentong
Bhatara Adwaya Brahman Shri Tinuheng Pura (Beliau yang di hormati di Singasari & Majapahit) beristrikan Dara Jingga (Sira Alaki Dewa/ beliau yang bersuami seorang Dewa)
Raden Cakradara (suami Tribhuwana Tungga Dewi)
Shri Arya Damar (Adityawarman)Raja Palembang
Shri Arya Kenceng
Shri Arya Kuta wandira
Shri Arya Sentong
Shri Arya Belog
I Bhatara Shri Arya Kenceng Raja Tabanan I                                                                                         1.Shri Megada Prabu (Tidak berminat dengan keduniawian, Membangun  Pasraman di    Kubon Tingguh)
2. Shri Megada Natha
3. Arya Tegeh Kori (Sirarya Kenceng Tegeh Kori / Arya Benculuk)Membangun kerajaan di Badung
II Shri Magada Natha Raja Tabanan II
1. Shri Arya Ngurah Langwang
2. Ki Gusti Made Utara (menurunkan Pragusti Jero Subamya)
3. Ki Gusti Nyoman Pascima (Menurunkan Pragusti Pameregan)
4. Ki Gusti Ketut Wetaning Pangkung (Menurunkan Pragusti Lod Rurung, Kesimpar &  Srampingan)
5. Kigusti Samping Boni (Menurunkan Pragusti Ersania, Kyayi Nengah & Kyayi Titih)
6. Ki Gusti Nyoman Batan Ancak (Menurunkan Pragusti Ancak & Angligan)
7. Ki Gusti ketut Lebah
8. Ki Gusti Ketut Pucangan (Arya Ketut Notor Wanira) (Menurunkan Raja-raja Badung &   Denpasar)Arya Belog
III Shri Arya Ngurah Langwang (Shri Arya Ngurah Tabanan/Shri Arya Nangun Graha)Raja ke 3
1. Sang Nateng Singasana
2. Ki Gusti Lod Carik
3. Kigusti Dangin Pasar (Menurunkan Pragusti Suna,Munang,Batur)
4. Ki Gusti Dangin Margi (Menurunkan K Gst Blambangan, Kgst Jong, Kgst Nang Pagla, K G Nang Rawos)
IV Sang Nateng Singasana (Ida Bhatara Makules)Raja IV & VII
1. Ki Gusti Wayahan Pamedekan
2. Ki Gusti Made Pamedekan
3. Ki Gusti Kukuh
4. Ki Gusti Bola
5. Ki Gusti Wangaya
6. Ki Gusti Made
7. Ki Gusti Kajyanan
V Ki Gusti Wayahan Pamedekan (Raja V)
1. Ki Gusti Nengah Malkangin
2. Raden Tumenggung (Putra yang lahir di Mataram, setelah K G W Pamedekan ditangkap dalam perang dengan Mataram, dan diangkat sebagai mantu oleh Raja Mataram)
VI. Ki Gusti Made Pamedekan (Raja VI) (di tugaskan kembali ke Bali dan menggantikan Kakaknya sebagai raja ke 6
1. Bhatara Nisweng Penida
2. Kyayi Made Dalang
VII Sang Nateng Singasana (kembali naik tahta karena K G Made Pamedekan wafat dan putra mahkota masih belum dewasa)
VIIIBhatara Nisweng Panida (Raja VIII)
1. Ki Gusti Alit Dawuh
IX Ki Gusti Alit Dawuh (Shri Magada Sakti) (Raja IX)
1. Bhatara Lepas Pemade
2. Gusti Nyoman Telabah
3. Kyayi Jegu
4. Kyayi Kerasan
5. Kyayi Oka
X Bhatara Lepas Pemade (Raja X)
1. Ida Cokorda Sekar
2. Ki Gusti Ngurah Gede Banjar (Menjadi angrurah di kerambitan dan menurunkan Puri-puri di kerambitan)
3. Ki Gusti Ngurah Made Dawuh (Cokorda Dawuh Pala)
4. Ki Gusti Sari (Bermukim si Wanasari)
5. Ki Gusti Pandak (Bermukim di Pandak)
6. Ki Gusti Pucangan (Bermukim di Buwahan)
7. Ki Gusti Rejasa (bermukin di Rejasa)
8. Ki Gusti Bongan (Bermukim di Bongan Kawuh)
9. Ki Gusti Sangian (Bermukim di Banjar Ambengan)
10. Ki Gusti Den
XI Ida Cokorda Sekar(Raja XI)
1. Ki Gusti Ngurah Gede
2. Ki Gusti Ngurah Made Rai (Membangun Puri Kaleran, Kembali masuk puri agung setelah Raja X Wafat) 3. Ki Gusti Ngurah Rai (Membangun puri di Penebel, Menurunkan ki Gusti Ngurah Ubung & Jero Kerambitan/kekeran di Kerambitan)Keturunan Ki gusti Ngurah Ubung Musnah di bunuh dalam perang dengan Ki Gusti Ngurah Agung.
4. Ki Gusti Ngurah Anom (Membangun Puri Mas di sebelah Utara Puri Singasana, seluruh keturunannya musnah di bunuh oleh Ki gusti Ngurah Rai penebel)
XII Ida Cokorda Gede (Raja XII)
1. Ki Gusti Nengah Timpag
2. KI Gusti Sambyahan
3. Ki Gusti Ketut Celuk
XIII Ida Cokorda Made Rai (Raja XIII)
1. Ki Gusti Ngurah Agung Gede (Seda sebelum Mabiseka Ratu)
2, Ki Gusti Ngurah Nyoman Panji (Seda Sebelum Mebiseka Ratu)
3. Kyayi Buruan
4. Kyayi Tegeh
5. Kyayi Beng (Menurunkan Jero Gede Beng, Jero Beng Kawan & Jero Putu)
6. Kyayi Perean (menurunkan Jero Gede Oka, Jero Gede Kompyang)
XIV Ki Gusti Ngurah Nyoman Panji (Tidak menjadi raja, meninggal sblm naik tahta)
1. Ki Gusti Ngurah Agung
2. Ki Gusti Ngurah Demung (Sebagai Pemade di Puri Kaleran)
3. Ki Gusti Ngurah Celuk (Membangun Puri Kediri)
XVKi Gusti Ngurah Agung (Putra Ki Gst Ngr Panji) (Ida Cokorda Tabanan, Raja XIV)
1. Sirarya Ngurah Agung
2. Ki Gusti Ngurah Gede Banjar (Membangun Puri Anom, menetap di saren Kangin)
3. Ki Gusti Ngurah Rai (Diangkat sbg Putra oleh K Gst Ngr demung di Puri Kaleran)
4. Sirarya Ngurah (Diangkat sbg Putra oleh K Gst Ngr demung di Puri Kaleran)
5. Ki Gusti Ngurah Nyoman (Membangun Puri Anom, menetap di saren Kawuh / Saren tengah sekarang)
6. Ki Gusti Ngurah Made Penarukan (Membangun Puri Anyar Tabanan)
XVI Sirarya Ngurah Agung Tabanan (Bhatara Ngaluhur), Raja XV
1. Sirarya Ngurah Agung (Seda sebelum Mabiseka ratu)
2. Ki Gusti Ngurah Gede Mas (Seda sebelum mabiseka ratu)
3. Ki Gusti Ngurah Alit Senapahan (Seda sebelum Mabiseka Ratu)
4. Ki Gusti Ngurah Rai Perang (Membangun Puri Dangin)
5. Ki Gusti Ngurah Made Batan (Puri Dangin)
6. Ki Gusti Ngurah Nyoman Pangkung (Puri Dangin)
7. I Gusti Ngurah Gede Marga (Membangun Puri Denpasar
8. I Gusti Ngurah Putu (Membangun Puri Mecutan Tabanan)
9. Sagung Wah (terkenal memimpi Bebalikan Wangaya melawan Belanda)
XVII Ida Cokorda Rai Perang (Kembali masuk ke puri Agung setelah semua Putra mahkota wafat, merupakan Raja Tabanan ke XVI, Ratu Singasana Tabanan Terakhir, Muput Raga di Badung setelah terjadinya Puputan Badung.
1. Ki Gusti Ngurah gede Pegeg (Turut Muput Raga di Badung th 1906)
2. Sagung Ayu Putu (Pindah ke Puri Anom ) menikah dgn Ki Gusti Ngurah Anom di Puri Anom Tabanan. Menurunkan keturunan di Puri Anom Saren Taman atau sekarang disebut Puri Anom Saren kauh.
3. Sagung Ayu Oka (Menikah dengan Mr.Kramer, Klerk kontrolir Belanda) keturunannya tidak diketahui lagi.
Pada era penjajahan Belanda, Belanda kemudian membentuk suatu daerah otonomi yang dipimpin oleh seorang self bestur. daerah ini disesuaikan dengan pembagian kerajaan2 sebelumnya. untuk Tabanan dan Badung self bestur diberi gelar Ida Cokorda, Gianyar Ida Anak Agung dan sebagainya...
untuk daerah Tabanan, Belanda kemudian memilih I Gusti Ngurah Ketut Putra bungsu dari Ki Gst Ngr Putu di Puri Mecutan, Tabanan sebagai Kepala Pemerintahan Otonomi Belanda. Sesuai dengan SK Belanda, beliau diberi gelar Cokorda.

No comments:

Klik to Info :